Ensiklopedia Islam
Mendaftar
Advertisement

Kitab Shalat | Bab tentang Dua Rekaat setelah Witir

أَخْبَرَنَا مَرْوَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ شُرَيْحِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ ثَوْبَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ هَذَا السَّهَرَ جَهْدٌ وَثِقَلٌ، فَإِذَا أَوْتَرَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ، فَإِنْ قَامَ مِنَ اللَّيْلِ، وَإِلَّا كَانَتَا لَهُ»

Telah mengabari kami Marwan, dari Abdullah bin Wahb, dari Muawiyah bin Shalih, dari Syuraih bin Ubaid, dari Abdurrahman bin Jubair bin Nufair, dari ayahnya, dari Tsauban, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau telah bersabda, "Sesungguhnya perjalanan ini sulit dan berat. Oleh karena itu jika salah seorang di antara kalian berwitir, maka hendaklah ia ruku dua rekaat. Jika bangun malam, (maka bertahajjudlah). Jika tidak, maka dua rekaat itu tertulis untuknya (sebagai shalat malam)."

Tahqiq (1635)[]

  • Darani: Isnadnya shahih.

Pranala luar[]

Advertisement